07. PKP Indonesia

BERSAMA SATU7AN

Visi-Misi

VISI

Visi PKP INDONESIA adalah terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berkeadilan, bersatu dan berkesejahteraan sosial dengan menjunjung tinggi supremasi hukum.

Visi PKP INDONESIA tersebut pada dasarnya mengacu kepada visi bangsa dan negara sebagaimana tertuang didalam Pembukaan UUD 1945, yaitu: “Menjadi Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Sebagai negara merdeka, maka Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh pihak manapun juga untuk mempertahankan eksistensi negaranya dan hubungan dengan negara lain harus dibina sedemikian rupa pada kedudukan yang setara. Untuk itu, maka semangat persatuan bangsa harus terus ditingkatkan sesuai perkembangan jaman dan tetap menjaga kedaulatan bangsa pada pergaulan internasional. Segenap potensi bangsa yang ada hendaknya dapat dikelola sedemikian rupa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Melalui Pemilu, visi tersebut harus terus diperjuangkan dan ditingkatkan sepanjang masa. Pada Pemilu 2009 ini, visi tersebut menjadi lebih kuat lagi disuarakan dan diperjuangkan, mengingat kondisi bangsa dan negara yang masih terus menghadapi krisis.
PKP INDONESIA sebagai kekuatan politik kebangsaan harus terus mampu menjabarkan visi bangsa secara terus menerus.
DPP, DPK dan jajaran PKP INDONESIA di daerah harus mampu mengajak semua potensi kebangsaan untuk memperkuat rasa persatuan dan keadilan serta mencegah berkembangnya rasa kedaerahan yang sempit.

MISI
Misi PKP INDONESIA adalah mewujudkan masyarakat kewargaan (civil society) yang berkeadilan, bersatu, dan berkesejahteraan sosial, mewujudkan pemerintahaan yang kuat, efektif, efisien, bersih, taat hukum dan berwibawa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta mampu bersaing dan dihormati dalam pergaulan dunia.
Dalam mengelola target sukses di Pemilu 2009, PKP INDONESIA mengimplementasikan misi sbb:
  1. Turut serta dalam Pemilu 2009 disemua daerah pemilihan dengan perolehan suara minimal 2.5% dari suara nasional.
  2. Menjalin kerjasama dengan partai peserta Pemilu yang lain untuk mengajukan calon Presiden/calon wakil Presiden yang mampu mempertahankan NKRI- Pancasila- UUD 1945 dan secepatnya keluar dari krisis.
  3. Mengembangkan sistem demokrasi Indonesia yang lebih berkualitas melalui Pemilu yang jujur, adil dan bebas dari campur tangan asing dalam segala bentuknya.
  4. Membekali para calon anggota legislative (Caleg) di Pusat maupun daerah yang mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya secara optimal.
  5. Membantu terpilihnya Capres/Cawapres secara demokratis tanpa dipengaruhi oleh cara-cara yang kurang baik.
  6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan kehidupan mereka kearah yang lebih baik terutama masyarakat pra-sejahtera.
  7. Mencerahkan wawasan masyarakat luas akan tanggungjawab bersama terhadap bangsa dan negara, terutama kepada para pejabat pemerintahan dan pejabat negara.

Sejarah Kelahiran
Berawal dari sekelompok putra-putra bangsa yang melihat bahwa penyelenggaraan negara mulai membawa rakyat semakin jauh dari cita-cita luhur bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dengan “porak-porandanya” pilar-pilar kehidupan bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945, sebagai akibat tekanan paham globalisme. Perkembangan ini telah mencapai tahap
yang mengkhawatirkan sehingga mereka tergugah untuk berkumpul dan bertukar pikiran untuk menentukan langkah dan solusi yang tepat. Setelah melalui proses yang cukup panjang, mereka sepakat membentuk gerakan, yang dinamakan GKPB singkatan dari Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa. Penggagas utama adalah mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, dibantu beberapa teman-teman lain yaitu Siswono Yudhohusodo, Sarwono Kusumaatmaja, Hayono Isman, David Napitupulu dan Tatto S. Pradjamanggala. GKPB didirikan pada pertengahan tahun 1998. Misi gerakan ini kemudian disosialisasikan dan disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air dengan membuka cabang-cabang GKPB di berbagai daerah.

Dalam perjalanan organisasi ini, terjadi diskusi di antara para penasehat dan sesepuh, diantaranya adalah Try Sutrisno dan Edi Sudradjat. Pada akhirnya disimpulkan, perlu dibentuk suatu wadah partai politik yang akan ikut serta dalam Pemilu 1999. Namun sementara itu, GKPB tetap melanjutkan misinya sebagai suatu gerakan moral di masyarakat. Tak berapa lama kemudian, dibentuklah Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang dideklarasikan pada tanggal 15 Januari 1999, dengan Ketua Umum Edi Sudradjat, dan Sekretaris Jenderal Hayono Isman, dibantu Tatto S. Pradjamanggala, Suryadi, Meutia Hatta, Udju S. Dinata, Anton J. Supit dan Sutradara Ginting. Sementara Sarwono Kusumaatmadja, Siswono Yudhohusodo dan David Napitupulu tetap berjuang melalui GKPB.

Jadi, sebenarnya PKP lahir untuk mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana yang tersirat dalam Pembukaan UUD 1945. PKP ada untuk mengantisipasi komponen-komponen bangsa yang justru hanya memperjuangkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan di atas kepentingan bangsa. Hal ini yang dinilai telah mengakibatkan terjadinya krisis multi dimensi dan membuka peluang bagi unsur-unsur asing untuk intervensi dan menguasai Negara kita. PKP juga ingin menegaskan bahwa untuk menjaga persatuan, harus mempunyai ideologi yang sama, ideologi yang sudah disepakati oleh para pendiri bangsa, yaitu Pancasila.

Pada Pemilu 1999, PKP berhasil mencapai perolehan dukungan suara rakyat yang cukup membanggakan berbanding kesiapan sumberdaya yang minim serta tenggang waktu persiapan yang sempit. Hasil Pemilu 1999 menetapkan PKP diurutan 8 (delapan) perolehan suara dari 48 (empat puluh delapan) Partai Politik. Sayangnya, posisi dan perolehan suara yang diraih tersebut tidak melampaui ketentuan electoral threshold (ET). Kongres PKP Tahun 2000 memutuskan untuk tetap eksis dan menjadi peserta dalam Pemilu 2004. Maka PKP melakukan “metamorfosa” menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP INDONESIA) sebagai bentuk jalan keluar atas pembatasan UU Bidang Politik. PKP/ PKP INDONESIA merupakan suatu manifestasi kejuangan dengan misi strategis yang jelas dan tegas. Misi strategis itu adalah menjaga persatuan dengan mewujudkan keadilan, dalam wadah Negara Kebangsaan - Negara Kesatuan Republik Indonesia. Partai ini adalah Partai Kebangsaan yang memandang persatuan dan keadilan dalam satu tarikan nafas perjuangan. Untuk menjaga dan memelihara persatuan bangsa, sikap PKP INDONESIA sangat jelas dan tegas, yakni: KAMI PANTANG MENYERAH.

Dari sejarah, motivasi, nilai-nilai dasar dan cita-cita kelahiran PKP INDONESIA terlihat jelas bahwa partai ini adalah “partai misi” artinya kelahiran dan keberadaannya adalah untuk mengemban misi bagi kepentingan yang lebih besar dan mendasar bagi kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan kelompok dan golongan atau sekedar mengejar kekuasaan belaka. Kesetiaan Ideologi kita adalah kepada dasar dan falsafah negara, kepentingan politik kita adalah keselamatan negara dan kemakmuran rakyat, serta konsepsi kekuasan kita adalah dalam rangka menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

Arti Lambang
Tanda gambar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP INDONESIA) diperkenalkan kepada masyarakat sebagai: PERISAI-a, BERGAMBAR GARUDA-b, MERAH PUTIH-c, YANG MEMEGANG RANGKAIAN PADI DAN KAPAS-d

Atau untuk lebih jelas disebut :
a. PERISAI perlambang PERLINDUNGAN PANCASILA.
b. GARUDA perlambang MARTABAT BANGSA YANG KSATRIA.
c. MERAH-PUTIH perlambang NEGARA KESATUAN RI.
d. PADI-KAPAS perlambang KEADILAN DAN KESAJAHTERAAN.

Singkatan nama Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia adalah: PKP INDONESIA. Penulisannya menggunakan huruf tebal dan kokoh mengambarkan prinsip yang teguh untuk memperjuangkan kelestarian bangsa dan negara kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Secara lengkap tanda-gambar PKP INDONESIA dapat diurai dalam unsur-unsur yang membawa perlambang khusus:

  1. PANCASILA. Garuda, dikenal sebagai Garuda Pancasila. Pancasila sebagai Dasar Negara terbukti mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan negara RI.
  2. KEADILAN. Rangkaian padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan sosial, lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia.
  3. PERSATUAN. Konfigurasi dari satuan garis-garis melambangkan sifat ke-bhinekaan Indonesia yang secara harmonis menyatu membentuk suatu wujud yang utuh dan strategis.
  4. KEMANUSIAAN. Warna merah yang dominan melambangkan gairah hidup. Merah darah adalah warna warna pertama yang dikenal manusia, dan secara biologis sebagai pertanda awal kehidupan manusia.
  5. KEMERDEKAAN. 17 butir padi, 8 buah kapas, 4 bulu ekor dan 5 bulu sayap garuda melambangkan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
  6. PEMBELAAN. Perisai, alat untuk melindungi diri dari ancaman dan bahaya, melambangkan pembelaan untuk menegakkan demokrasi, keadilan, kesejahteraan serta perlindungan dan pertahanan bagi keutuhan negara kesatuan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
  7. PEDOMAN PERJUANGAN DAN SIKAP DASAR PKP INDONESIA. Garis-garis sayap dan ekor garuda perlambang “bentangan dan kibasan” pedoman perjuangan dan sikap-sikap dasar PKP INDONESIA.
  8. INDONESIA DI ERA BARU. Garuda yang gagah perkasa, dalam posisi lepas landas untuk terbang ke depan melambangkan perjuangan dengan penuh keyakinan untuk mencapai kecemerlangan masa depan Indonesia di Era Baru.

Falsafah
Sebagai lambang organisasi politik, konfigurasi garis-garis di dalam tanda gambar PKP INDONESIA menyiratkan falsafah : TRILOGI HUBUNGAN HAKIKI

  1. KEPADA TUHAN YME. Garis-garis utama yang turun dari atas dan membentuk sayap garuda: BAHWASANYA HIDUP ADALAH SEMATA-MATA ANUGERAH DARI TUHAN YANG MAHA KUASA, OLEH KARENANYA HARUS DIJAGA DAN DIPELIHARA MELALUI KETAQWAAN.
  2. KEPADA SESAMA. Garis-garis mendatar yang membentuk ekor garuda: BAHWASANYA DALAM HUBUNGAN BERMA-SYARAKAT HUBUNGAN YANG HARMONIS, SALING MENDUKUNG, MENGUATKAN, DAN DAMAI DENGAN SESAMA SENANTIASA HARUS DIJAGA DAN DIPERJUANGKAN DENGAN PENUH TANGGUNG-JAWAB SERTA RASA SALING MENGHARGAI.
  3. KEPADA LINGKUNGAN. Garis-garis turun yang membentuk kaki garuda: BAHWASANYA SEBAGAI RASA SYUKUR ATAS ANUGERAH KEHIDUPAN ITU, SETIAP MANUSIA BERTANGGUNG-JAWAB MENJAGA, MEMELIHARA, MELESTARIKAN DAN MENGUSAHAKAN TATA KEHIDUPAN ALAM SEMESTA, CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA.
  4. SEMBOYAN. Berdasarkan rasionalisasi dari tanda gambar Garuda Merah Putih di atas, semboyan partai salah satunya berbunyi: GARUDA MERAH PUTIH AKULAH PENDUKUNGMU!

Pengurus Nasional

DEWAN PIMPINAN NASIONAL
Ketua Umum : Prof. DR. Meutia Hatta
Ketua Korbid Sumber Daya : Drs. Udju S. Dinata
Ketua Korbid Kebijakan Publik :
Ketua Korbid Sumber Dana : Ir. Bambang Tri S. Supandji

Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan : Drs. H. Haidar RS
Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi : DR. Ir. H. Djiteng Roedjito
Ketua Bidang Kewilayahan : Dadi Sukardi
Ketua Bidang Pengembangan Peran Legislator : Ir. H. Teuku Muda Yusuf
Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi : Drs. Rusdi Saleh
Ketua Bidang Pengembangan Peran Perempuan : Astri AS Gani
Ketua Bidang Pengembangan Peran Generasi Muda : Kusumo Priyono

Ketua Bidang Politik dan Keamanan : Oediyanto Hadisoedarmo
Ketua Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia : Indra Sahnun Lubis, SH. MH
Ketua Bidang Ekonomi : Jimmy E. Jambak, SE
Ketua Bidang Kebudayaan : Fadjria Novari Manan
Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat : Sumarni Dawam Rahardjo
Ketua Bidang Luar Negeri : Eddy Murti

Ketua Bidang Penggalian Sumber Dana : Yuanita L. Suling
Ketua Bidang Pengelolaan Sumber Dana : BRAY Kusmariana

Sekretaris Jenderal : Ir. Semuel Samson
Wakil Sekretaris Jenderal : Jeffry Palijama, SH
Wakil Sekretaris Jenderal : Huala Siregar, SH
Wakil Sekretaris Jenderal : Dra. Muthiah Alhasany
Wakil Sekretaris Jenderal : Drs. Rully Soekarta
Wakil Sekretaris Jenderal : Denny Andries
Wakil Sekretaris Jenderal : Lita Perdita, SE

Bendahara Umum : Bea Larasati Iskandar
Wakil Bendahara Umum : Hanadi Santosa
Wakil Bendahara Umum : Danni Wardani Soeharto

Korwil I (NAD, Sumatera Utara, dan Riau) : Ir. H. Nasir Nawawi
Korwil II (Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu dan Jambi) : Dra. Ananta Tria Nurwita Yoenoes
Korwil III (Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung) : Ir. Sukarni Abukesakh
Korwil IV (Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat) : Sri Herawati
Korwil V (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur) : Heru Nurcahyo, MBA
Korwil VI (Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur) :
Korwil VII (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah) : Victor Phaing
Korwil VIII (Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur) : H. Sri Hardjo, SE
Korwil IX (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara) : Tarsis Kodrat
Korwil X (Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo) : Berty AHM Pantouw
Korwil XI (Maluku dan Maluku Utara) : Febry C. Tetelepta
Korwil XII (Papua dan Papua Barat) : Ramses Wally

DEWAN PERTIMBANGAN
Ketua : Tatto S. Pradjamanggala
Wakil Ketua : Soekarno
Sekretaris : Daniel Toding
Anggota : Soeparto Tjitrodihardjo
Anggota : Made Sudiartha

DEWAN PENASIHAT
Ketua : Moergito
Wakil Ketua : Enny Achyani Busiri
Sekretaris : Abdoel Djalal AR
Anggota : Yogi Supardi
Anggota : Syaiful Sulun
Anggota : Haris Sudarno
Anggota : JM Sihombing

DEWAN PAKAR
Ketua : Prof. DR. Sri Edi Swasono
Anggota : Tjetje Hidayat Padmadinata
Anggota : Anton J. Supit
Anggota : Rianto Mangun Sandjojo
Anggota : Ishak Kodijat
Anggota : H Bempa Mappangara
Anggota : Soepardi
Anggota : Titie Said Sadikun
Anggota : Monang Siburian
Anggota : Yulianto Winarno
Anggota : Hariyadi Suwandar
Anggota : Moerwanto
Anggota : Willy Sambalao

0 Comments:

 

Seputar Partai © 2008. Blogger Template by Blogger Tutorial